Open for Public, Internet Sharing Service

Kamis, 06 November 2014

Posted by Vediana 17.05 No comments


Kebudayaan Suku Anak Dalam
Pengertian
     Pengertian kebudayaan menurut KBBI. Budaya adalah pikiran atau akal budi. Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
     Pengertian kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2003). Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.
     Pengertian suku anak dalam menurut Wikipedia. Suku anak dalam adalah salah satu bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.

Asal-Usul Suku Anak Dalam
    Asal-usul versi pertama. Leluhur mereka adalah orang Maalau sesat, yang meninggalkan keluarga dan lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Barisan. Mereka kemudian disebut Moyang Segayo.
     Asal-usul versi kedua. Penghuni rimba adalah masyarakat Pagaruyung, Sumatera Barat yang bermigrasi mencari sumber penghidupan yang lebih baik.
     Versi kedua lebih banyak dikuatkan dari segi bahasa dikarenakan adanya kesamaan bahasa antara bahasa rimba dan Minang (Gani, 2013).

Penyebutan Nama
     Menurut Novita (2013) ada beberapa cara penyebutan nama etnis ini, yaitu: (a) Suku kubu, sebutan yang paling populer digunakan terutama oleh orang Melayu dan masyarakat internasional; (b) Suku anak dalam, sebutan ini dipakai oleh pemerintah melalui Departemen Sosial; (c) Orang rimba, sebutan yang digunakan oleh etnik ini untuk menyebut dirinya sendiri. Sebutan ini ditujukan untuk menunjukkan jati diri mereka sebagai etnis yang mengembangkan kebudayaan yang tidak dapat lepas dari hutan.

Ciri-ciri Suku Anak Dalam
    Sistem kepercayaan. Suku anak dalam menganut sistem kepercayaan politheisme yaitu mempercayai banyak dewa. Mereka biasa menyebutnya dengan Dewo. Suku anak dalam pun percaya dengan adanya roh nenek moyang.
    Paham yang dianut. Suku anak dalam menganut paham animisme. Mereka percaya bahwa alam semesta memiliki banyak jenis roh yang melindungi manusia. Mereka menghormati roh dan tidak merusak unsur alam supaya mereka selamat.
     Tempat tinggal. “Suku anak dalam tinggal di sebuah rumah godong yang luasnya sekitar 6 x 4 meter” (Wahyu, 2010). “Rumah ini didirikan kalau mereka sedang membuka lahan. Rumah godong biasanya dipakai untuk menyimpan makanan dan peralatan mereka” (Setyani, 2013).
     Aturan dalam suku. Aturan rimba sangat melarang adanya pembunuhan, pencurian, dan pemerkosaan. Inilah larangan terberat. Jika dilanggar akan   dikenai hukuman 500 lembar kain (Gani, 2013).
     Kebudayaan. Salah satu kebudayaan Suku Anak Dalam adalah ketika salah satu anggota keluarganya meninggal dunia, mereka yang berada di sekitar rumah kematian akan pergi karena menganggap bahwa tempat tinggal tersebut adalah tempat sial.
     Upacara adat. Salah satu yang paling terkenal adalah Upacara Besale. Upacara Besale merupakan suatu kegiatan sakral yang bertujuan untuk mengobati anggota yang sakit atau untuk menolak bala. Menurut Wikipedia besale bagi etnis ini berarti membersihkan jiwa seseorang yang sedang sakit akibat roh jahat yang bersemayam dalam dirinya.

Simpulan
     Suku anak dalam adalah suku yang tinggal di Pulau Sumatera. Suku anak dalam ini diperkirakan berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat yang bermigrasi. Selain disebut suku anak dalam, etnis ini juga disebut Suku Kubu atau Orang Rimba. Mereka menganut sistem kepercayaan politheisme dan paham animisme.



Daftar Pustaka
Besale (2014). Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Besale.
Gani, I. (2013, 27 Oktober). Kebudayaan suku kubu. Diunduh dari
Novita. (2013). Kebudayaan suku anak dalam. Diunduh dari
Setyani, P. D. (2013, 18 November). Tugas ilmu budaya dasar: Kebudayaan suku
Simamora, D. (2013, 3 November). 8 pengertian kebudayaan. Diunduh dari
http://www.slideshare.net/desmasimamora/8-pengertiankebudayaan.
Wahyu. (2010, 23 November). Suku kubu atau suku anak dalam. Diunduh dari

Selasa, 07 Oktober 2014

Posted by Vediana 07.37 No comments
Hi~
This is our first field trip. Luckily we're here in Setu Babakan, Betawi Village. I and my group, EXTRAVAGANZA also have our task done here, analyzing things about culture, art, and work ethos. THIS IS OUR PICTURE TOGETHERR #yihaaawwww

Phychology '14 Tarumanagara University

Extravaganza with Dr. Raja Oloan Tumanggor


Extravaganza with Dr. Raja Oloan Tumanggor and Mikha Agus Widianto, M.Pd

Extravaganza with Bang Indra

SELFIIIIIEEEEE TIMEEEEEEE #YIHAWWWWWWWW 


ALL HAIL A-KARRRR!


Posted by Vediana 07.04 No comments

Art, Religion, Culture, and Civilization
  • Pengertian
    • Seni adalah sesuatu yang abstrak yang memiliki nilai estetika (seni) atau keindahan, baik yang datang dari dalam diri manusia sebagai produk pemikiran secara logis,rasional, maupun empiris sserta kreasi hati manusia yaang bersih dan baik "maa'ruf" ssehingga keindahan ilmu pengetahuan dapat dinikmati secara serasi dan seimbang bagi kemaslahatan hidup manusia.
    • Estetika adalah ilmu yang membahas keindahan. 
  • Hakikat Agama
    • Awal kehidupan agama bisa di sebut sebagai periode arkliaik yaitu ketika agama berfokus pada realitass ilahi yang metafisik dan mengatur perilaku umatnya dalam ritual dan mitos yang ketat.
    • Setelah itu ada periode axial yang bersama dengan munculnya para Nabi.
  • Hakikat Budaya
    • Kebudayaan bersifat abstrak.
    • Perwujudan kebudayaan yaitu benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku,bahasa, peralatan hidup organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
    • Budaya yang digerakkan agama timbul dan proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini serta keyakinannya terhadap Tuhan sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama itu maka lahirlah beragam budaya yang dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya , yaitu faktor geografis, budaya, dan beberapa kondisi yang objektif manusia.
  • Paham Perabadan
    • Bagian dan kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang luas.
    • Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya terwujud, unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya maka masyarakat pemilik kebudayaan itu dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
  • Interkoneksi Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Agama dalam Perspektif, Budaya, dan Peradaban
    • Perspektif Ilmu dalam Budaya
      • Ilmu pun dapat berkembang sesuai dengan perkembangan cara berpikir manusia.
      • Ilmu merupakan bagian dan pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur kebudayaan
      • Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling memengaruhi
      • Di satu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dan kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan itu terpadu secara intim dengan seluruh struktur sosial dan tradisi kebudayaan
      • Peranan ganda ilmu dalam pengembangan kebudayaan:
        • Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya perkembangan kebudayaan nasional.
        • Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
    • Perspektif Budaya dan Pengetahuan dalam Peradaban
      • Kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoretis tentang kebudayaan dapat mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.
      • Peradaban sebenarnya muncul setelah adanya masa kolonialisasi di mana ada semangat untuk rnenyebarkan dan menanamkan peradaban bangsa kolonial dalam masyarakat jajahannya, sehingga pada masa itu antara masyarakat yang beradab dan kurang beradab dapat digeneralisasikan sebagai corak kehidupan Barat versus corak kehidupan bukan Barat.
      • Unsur lain yang terkandung dalam rnakna peradaban yaitu kemajuan sistem kenegaraan yang jelas dapat dikaitkan dengan pengertian civitas.
    • Perspektif Agama dalam Budaya
      • Agama yang dibudayakan yaitu ajaran suatu agama yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh penganutnya, sehingga menghasilkan suatu karya/budaya tertentu yang mencerminkan ajaran agama yang dibudayakannya itu.
      • Agama yang dipeluk umat manusia di dunia dapat diklasifikasi menjadi dua:
        • Agama wahyu
          • Agama wahyu disebut juga dengan agama langit, agama profetis, dan revealed religion
          • Yang termasuk agama wahyu misalnya agama Yahudi, Kristen, dan Islam
        • Agama budaya
          • Adapun agama budaya disebut juga sebagai agama Bumi, agama filsafat, agama akal, non-revealed relegion, dan natural religion.
          • Yang termasuk agama budaya dapat disebutkan di sini misalnya agama Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan Shinto, termasuk aliran kepercayaan.
    • Agama sebagai Kritik Budaya
      • Di sinilah seorang teolog atau ahli agama, dituntut untuk bisa merumuskan suatu platform yang tidak hanya berisi legitemasi, tetapi justru memberikan kritik terhadap kebudayaan.
      • Kalau dahulu, agama sekadar diasumsikan hanya mengurusi “dosa individu,” maka saatnya sekarang ini memfungsikan agama sebagai kritik terhadap kebudayaan manusia yang cenderung telah mengalami proses sekularisasi.
    • Produk Kebudayaan Manusia Menghasilkan Peradaban
      • Manusia adalah makhluk yang berabad sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi.
      • Dalam perkembangannya bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban, karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimiliki manusia itu telah melanggar hakikat kemanusiaan.
      • Peradaban moral dan manusia merupakan nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan. Aturan, ukuran, atau pedoman yang digunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
  • Empat Tahap Eksistensi Manusia
    • Tahap estetis
      • Tahap estetis adalah tahap di mana orientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan.
    • Tahap etis
      • Perubahan hidup dari estetis menjadi etis merupakan semacam pertobatan, dimana individu mulai menerima kebajikan-kebajikan moral dan memilih memngikatkan diri padanya.
    • Tahap religius
      • hidup dalam Tuhan hidup yang subjektifitas transendent tanpa rasionalisassi atau tanpa ikatan kepada sesuatu yang bersifat duniawi (mundane).
    • Tahap budaya
      • Kaitan psikologi: perilaku yang cenderung untuk mengulang-ulang bentuk-bentuk perilaku tertentu karena pada perilaku tersebut diturunkan melalui pola asuh dan proses belajar.
      • Kaitan perkembangan pribadi: seseorang dipengaruhi pula oleh bertambahnya usia seseorang.
      • Kaitan dengan konsep diri: organisasi dari persepsi-persepsi diri. Suatu deslripsi tentang siapa kita mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip.
      • Kaitan psikologi indigenous: suatu terobosan baru dalam dunia psikologi yang mana merupakan suatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultur/budaya.
Work Ethos
  • Sejarah
    • Masyarakat Yunani dan Abad Pertengahan
      • Pada masyarakat Yunani kuno, kerja atau pekerjaan kurang mendapatkan perhatian. Bahkan ada kecenderungan kerja tidak dipandang sebagai sesuatu mendasar bagi perwujudan eksistensi manusia.
    • Masyarakat Reformasi dan Industrialisasi
      • Kerja adalah sarana untuk mengembangkan pribadi dan dunia serta sarana bagi keselamatan jiwa - Marx Weber (1897-1974).
      • Calvin adalah tokoh yang pada zaman ini memandang kerja sebagai ungkapan rasa memiliki terhadap kerajaan surga.
      • Pada masa industrialisasi, kerja tidak dilihat lagi dalam kerangka religius, melainkan dalam kerangka humanisasi.
  • Pandangan Tokoh
    • John Locke (1632-1704)
      • Dalam sejarah filsafat John Locke digolongkan sebagai filsuf yang meletakan dasar bagaimana kerja menjadi bagian penting dari eksistensi manusia.
      • Ada tiga argumen dasar John Locke untuk menempatkan kerja sebagai sesuatu yang mendasar bagi setiap manusia, yaitu:
        • Kelekatan kerja pada tubuh manusia
        • Kerja merupakan perwujudan diri manusia
        • Kerja berkaitan dengan hidup
    • Adam Smith (1723-1890)
      • Adam Smith menguniversalkan makna kerja bagi manusia dengan menyatakan bahwa seluruh kebudayaan merupakan hasil dari pekerjaan manusia.
      • Ia mengelompokan dua jenis pekerjaan, yakni pekerjaan produktif (kaum tani, buruh) dan pekerjaan tidak produktif (prajurit, politisi, ahli hukum).
      • Ada tiga alasan penting pembagian kerja menurut beliau, yaitu:
        • Meningkatkan kerajinan pada setiap pkerja yang pada gilirannya memperbaiki kondisi hidup pekerja dan masyarakat ke arah yang lebih baik.
        • Pembagian kerja menyebabkan penghematan waktu.
        • Pembagian kerja mendorong dan menimbulkan penemuan mesin-mesin baru yang mempermudah sekaligus menghemat tenaga kerja.
    • George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1881)
      • Manusia menemukan diri apabila menyadari sepenuhnya apa yang dikerjakannya.
      • Dengan menemukan dirinya, manusia semakin nyata. Jadi, kerja memainkan peran utama terhadap pengungkapan kepribadian manusia.
      • Melalui kerja manusia merealisakian dirinya.
      • Ada bentuk kesadaran yang diungkapkan oleh Hegel, yaitu:
        • Kesadaran akan keakuan manusia secara negatif artinya ketika melihat objek-objek manusia menyadari dirinya bukan sebagai objek, melainkan sebagai subjek.
        • Kesadaran bahwa tanpa objek, manusia tidak memilki kesadaran.
    • Karl Marx (1818-1883)
      • pencapaian kenyataan manusia yang sepenuhnya hanya bisa terjadi melalui pekerjaan.
  • Sejarah Kerja
    • Di Eropa pada abad ke-14, para rahib Benediktin bekerja di ladang dan sawah bergantian dengan mereka berdoa. Kerja tangan dianggap sebagai sesuatu yang sama sucinya seperti orang berdoa.
    • Pada abad ke 17 dan 18, refleksi filsafat tentang kerja mulai berubah arah. Salah seorang filsuf Inggris yang bernama John Locke pernah berpendapat, bahwa pekerjaan merupakan sumber untuk memperoleh hak miliki pribadi.
  • Hakikat Kerja
    • Definisi Kerja
      • Melalui tiga faktor yang diperlihatkan H Arvon membantu kita untuk menilai apakah sebuah kegiatan dapat disebut kerja atau tidak:
        • Keterlibatan dimensi subjek secara intensif.
        • Hasil yang bermanfaat. Kerja selalu membawa hasil yang berguna.
        • Mengeluarkan energi. Kerja itu memerlukan tenaga.
    • Kerja Manusia dan Kerja Hewan
      • Bedanya:
        • Jenis energi yang dikerahkan.
        • Hasil kerja.
        • Dorongan kerja.
        • Makna kerja.
    • Dua elemen kerja
      • Elemen subjek: pikiran, keinginan, hati, kebebasan, kehendak, kemampuan.
      • Elemen objek:  realisasi pikiran, rencana, dan kehendak.
    • Peran Istimewa Tangan
      • Argumen untuk menyatakan keistimewaan tangan:
        • Posisi vertikal tubuh manusia.
        • Kekayaan fungsi tangan.
        • Tangan bersifat personal dan sosial.
      • Tangan disebut sosial karena menghubungkan manusia dengan manusia yang lain secara bebas.
      • Tangan juga tidak hanya menghubungkan pribadi dengan pribadi tetapi manusia dengan dunia.
    • Tiga Dimensi Kerja
      • Dimensi personal
        • Hegel dan Karl Marx sepakat untuk menyatakan bahwa kerja atau pekerjaan merupakan realisasi diri manusia.
        • Alport (1880-1995) dan Abraham Maslow (1909-1970) sebagaimana dikutip oleh Frank G Goble (1847-1901) menyatakan kepuasan dimensi psikis ini merupakan nilai tertinggi dari aktualisasi diri manusia.
      • Dimensi sosial
        • Pekerjaan merupakan jembatan antara umat manusia dari satu zaman ke zaman berikutnya.
        • Inilah yang membuat manusia dapat mengenal sejarah masa lalunya.
      • Dimensi etis
        • Nilai etis yang terkandung:
          • Keadilan
          • Tanggung jawab
          • Kejujuran
    • Etos Kerja
      • Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (Usman Pelly: 1992)
      • Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui perilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003).
      • Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik (Toto Tasmara: 2002). Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:
        • Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.
        • Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja.
        • Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.
        • Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.
        • Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.
      • Fungsi etos kerja menurut A. Tabrani Rusyan (1989):
        • Pendorong timbulnya perbuatan.
        • Penggairah dalam aktivitas.
        • Penggerak, seperti mesin bagi mobil.
      • Cara menumbuhan etos kerja:
        • Menumbuhkan sikap optimis
        • Jadilah diri anda sendiri
        • Keberanian untuk memulai
        • Kerja dan waktu
        • Konsentrasi dan fokus pada pekerjaan
    • Etos kerja di Jerman: Mittelstand
      • Secara sederhana, ada beberapa inti dari Mittelstand, yakni etos kerja radikal, spesialisasi, familiaritas, kejujuran, konservatisme keuangan, investasi pada manusia, dan pemerintah yang kompeten.
    • Etos Kerja dan Specialisasi
      • Dengan kata lain, spesialisasi produk dari setiap daerah adalah salah satu kunci keberhasilan ekonomi Jerman. Setiap kota, dan setiap daerah, berlomba memproduksi produk-produk terbaik, sesuai dengan kekhasan mereka masing-masing.
References
  • Buku Pembelajaran Filsafat untuk Perkuliahan KBK Blok Filsafat
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika

Pictures
  • Art, Religion, Culture, and Civilization: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8a/Bonampak_Painting.jpg
  • Work Ethos: http://www.antibullying.net/images/8howgood.gif

Senin, 06 Oktober 2014

Posted by Vediana 04.02 No comments
It's just a piece of opinion, based on our "Freedom" material. Our lecturer, Mr. Bonar Hutapea, M.Si. told us to write our own opinion about freedom. Back to the topic, there it is!

I'm quoting Mr. Moshe Dayan's quote saying "Freedom is an oxygen of soul". Yeah, I'm saying that without freedom, we have no soul. Human without freedom means he/she is already dying inside. WE NEED FREEDOM. Still, we're human. So there are ethics and morals that we should obey. That's what I mean about being a responsible human in our life. 


And lastly, freedom is FREE. Anyone that tells you different is trying to sell you something. Some inspiring quotes are served from you~







Sabtu, 27 September 2014

Posted by Vediana 05.18 3 comments
BODY AND SOUL
  • Pengantar
    • Badan dan jiwa merupakan satu persatuan yang membentuk pribadi manusia. Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi manusia.
    • Ada 2 aliran:
      • Monisme
      • Dualisme
  • Monisme
    • Aliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan unsur yang terpisah.
    • Badan dan jiwa merupakan satu substansi.
    • 3 bentuk aliran:
      • Materialisme
        • Menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal.
        • Manusia bersumber pada materi.
      • Teori Identitas
        • Menekankan hal berbeda dari materialisme, tapi mengakui aktivitas mental manusia.
        • Perbedaan jiwa dan badan hanya pada artinya bukan referensi.
      • Idealisme
        • Pengalaman, nilai, dan moral akan punya arti bila dihubungkan dengan jiwa.
        • Tokoh: Rene Descartes dengan cogito ergo sum yang menjadi peletak dasar idelisme
  • Dualisme
    • Badan dan jiwa adalah 2 elemen berbeda.
    • 4 cabang:
      • Interaksionalisme: fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa
      • Okkasionalisme: memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa
      • Paralelisme: sistem kejadian ragawi terdapat di alam
      • Epifenomenalisme: melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi syaraf.
  • Badan Manusia
    • Elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia.
    • Hakekat badan bukan terletak pada dimensi materialnya, tapi dalam seluruh aktivitas entitas yang terjadi dalam badan (misalnya tertawa).
  • Jiwa Manusia
    • Tanpa jiwa, badan bukanlah apa-apa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa.
    • James Pratt menunjukkan ada 4 kemampuan dasar jiwa manusia:
      • Menghasilkan kualitas penginderaan
      • Mampu menghasilkan makna yang berasal dari penginderaan khusus.
      • Memberi tanggapan terhadap hasil penginderaan.
      • Memberi tanggapan pada prose yang terjadi dalam pikiran
    • Menurut Agustinus, manusia hanya dapat melakukan penilaian terhadap tindakan karena dorongan dari jiwa.

REFERENCES
  • Power Point Dosen

PICTURES
  • http://blogs.prevention.com/get-fit/files/2012/07/mind.body_.soul_.jpg
Posted by Vediana 05.10 No comments
HUMAN AND AFFECTION
  • Kekayaan dan Kompleksitas
    • Afektivitas membuat manusia menjadi berada.
    • Afektivitas mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif.
    • Cinta adalah buah afektivitas positif
    • Benci adalah buah afektivitas negatif.
    • Cinta terhadap objek yang menurut subjek tersebut berguna disebut cinta utilitaris.
    • Keadaan afektif yang berbeda disebut "hasrat-hasrat jiwa" (Thomas Aquinas).
    • Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas disebut suasana hati.
  • Bukan Perbuatan Afektivitas
    • Cinta selalu didahului oleh perbuatan.
    • Afektivitas sering disamakan dengan kesanggupan merasa.
    • Padahal afektivitas bukan hanya menyangkut merasa tapi juga hal spiritual.
  • Perbuatan Afektif
    • Seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subjek sehingga subjek ditarik oleh objek, begitu pula sebaliknya disebut dengan hidup afektif.
    • Perbuatan afektif mirip dengan perbuatan mengenal.
    • Perbuatan afektif bersifat pasif sedangkan perbuatan mengenal bersifat aktif.
  • Kondisi afektivitas manusia
    • Perlunya ikatan kesamaan antara subjek dan objek afektifnya.
    • Perasaan yang dialami subjek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada yang lebih baik disebut dengan kesenangan.
  • Cinta diri sendiri, sesama, dan Tuhan
    • Cinta diri sendiri bukan berarti egoisme karena cinta pada diri sendiri dapat ditemukan pada orang-orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh.
    • Mencintai Tuhan tidak berarti kita harus mengasingkan diri.
    • Menurut Thomas Aquinas, Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. Tuhan merupakan dasar dalam mana semua manusia saling berkomunikasi. Semakin kita mendekati orang lain, makin kita dekat dengan Tuhan.

FREEDOM
  • Jiwa dan Kebebasan
    • Jiwa berhubungan dengan kehendak bebas.
    • Karena jiwalah manusia menjadi makhluk bebas.
    • Eksistensi jiwa dalam tubuh manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya.
    • Sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan (Erich Fromm).
  • Pandangan Determinisme
    • Aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia.
    • Ada 4 determinisme
      • Determinisme fisik-biologis
      • Determinisme psikologis
      • Determinisme sosial
      • Determinisme teologis
  • Kebebasan sebagai Eksistensi Manusia
    • Kelemahan Determinisme
      • Menyangkal sifat multidimentional dan paradoksal manusia.
      • Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya.
      • Menafsirkan adanya tanggung jawab.
    • Argumen
      • Manusia tetap dalam kemungkinan dapat/berhadapan dengan pilihan berbeda bobot.
      • Adanya tanggung jawab.
      • Makna perbuatan moral ada pada kebebasan.
  • Pengertian
    • Pengertian umum (kebebasan negatif): tidak ada hambatan.
    • Pengertian khusus (kebebasan eksistensial)
      • Penyempurnakan diri.
      • Kesanggupan memilih dan memutuskan.
      • Kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan.
  • Jenis-jenis kebebasan
    • Kebebasan horizontal: berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan 
    • Kebebasan vertikal: berkaitan dengan pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai
    • Kebebasan eksistensial (kebebasan positif): lambang martabat manusia
      • Nilai humanistiknya
        • Melibatkan pertimbangan.
        • Mengedepankan nilai kebaikan.
        • Menghidupkan otonomi.
        • Menyertakan tanggung jawab.
    • Kebebasan sosial: terkait dengan orang lain.
      • 4 alasan dibatasinya kebebasan sosial:
        • Menyertakan pengertian.
        • Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial.
        • Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat.
        • Terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
  • Sejarah perkembangan kebebasan
    • Filsuf Yunani tidak memberikan jawaban memuaskan mengenai kebebasan.
      • Adanya pandangan semua hal dibawah nasib.
      • Manusia adalah bagian dari alam menurut bangsa Yunani
      • Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis.
    • Pada abad pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentris.
    • Pada jaman modernisasi, perspektif teosentris diganti dengan antroposentrik.
    • Pada era kontemporer, kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial.
    • Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri.


KNOWLEDGE AND HUMAN INTELLIGENCE
  • Arti pengetahuan
    • Arti pengetahuan adalah suatu kegiatan yang dipengaruhi subjek dalam dirinya.
    • Pengetahuan adalah suatu ketentuan yang memperkaya eksistensi subjek.
    • Mengetahui merupakan kegiatan yang menjadikan subjek berkomunikasi secara dinamis dengan eksistensi dan kodrat dari ada benda-benda.
  • Pengandaian pengetahuan
    • Segi subjek
      • Keterbukaan: menjadi sadar akan eksistensi dan kodrat realitas.
      • Kemampuan menyambut: objek mempengaruhi eksistensi subjek sendiri dan tinggal dalam bentuk gambar, ingatan, dan ide.
      • Interioritas: adanya tempat dalam mengenal dirinya.
    • Segi objek
      • Untuk menjadi objek yang dikenal, untuk menyatakan dirinya pada satu pihak membuat kesan.
      • Suatu realitas bila mempengaruhi lainnya, hanya sejauh ia distruktur, ditentukan, sejauh ia mempunyai bentuk yang memberikan kepada fisionomi khasnya dan menyebabkan adanya perbendaan dari yang bukan ia.
  • Bukan Intelegensi Manusia
    • Intelegensi tidak bisa diidentifikasikan dengan insight, yang terdiri dari apersepsi atau aprehensi tentang apa yang essensial dalam suatu realitas.
    • Insight bukanlah merupakan keseluruhan kegiatan intelektual.
  • Sifat dan objek intelegensi manusia
    • Menurut Descartes, roh memungkinkan untuk mencapai hakikat sendiri dari realitas, sedangkan panca indera hanya memberitahukan kepada kita apa yang berguna atau apa yang merugikan dari hal-hal tersebut.
    • Menurut psikologi kontemporer yang tidak menentang intelegensi dengan panca indera, tetapi membandingkan intelegensi anak-anak dengan orang dewasa.
    • Intelligere berasal dari kata intus yang berarti dalam dan legere yang berarti membaca dan menangkap.
    • Intelligere berarti membaca dimensi dalam segala hal dan menangkap artinya yang dalam.
    • Insight yaitu mengenai sebagai ciri khas dari intelegensi.
    • "Intelek itu mencapai yang universal sedangkan pancaindera menyangkut hal-hal yang individual."- Aristoteles.
    • Intelegensi manusia bersifat tidak terbatas. Ia memperhitungkan pelajaran masa lampau, kemungkinan masa depan.
    • Segala penegasan, penilaian, kesimpulan dan penalaran kita didasarkan kepada beberapa prinsip:
      • Prinsip identitas.
      • Prinsip alasan yang mencukupi.
      • Prinsip kausalitas efisien.
    • Prinsip-prinsip tersebut bersifat eviden dari dirinya sendiri karena mereka tidak dapat diangkat sebagai alasan sangkalan.
  • Kegiatan Intelegensi 
    • Persepsi yaitu semacam pengetahuan sepontan prasadardan pra-pribadi tentang dunia di maka kita berada.
    • Kegiatan yang terjadi di dalam dan di sekeliling dinamakan aprehensi.
    • Agar intelegensi bngkit sama sekali dan mulai benar berfungsi, maka diperlukan sesuatu menjadi masalah bagi diri sendiri, memulai dengan suatu pertanyaan dalam diri untuk memaksa untuk memperhatikan dan berpikir.
    • Insight adalah intelegensi yang berhasil menembus suatu data, menangkap eidosnya, bahwa intelegensi mampu mengandaian atau mengabstraksikan untuk menerangkan data sehingga jelas ciri-ciri pokoknya.
    • Dalam verifikasi inilah intelegensi manusia tampak bersifat diskursif, bernalar dan berpikir.
    • Diskursif dis-currere berarti berlari ke berbagai arah, Bernalar raisonner, to reason berarti mengukur, menghitung, mengkalkulasikan. Berpikir penser berarti menimbang, menyelidiki, membandingkan, menilai.
  • Kodrat Intelegensi Manusia
    • Intelegensi melewati batas-batas organis selalu diakui oleh filosuf besar. Keunggulan itu disebabkan karena intelegensi merupakan suatu keterbukaan dan kemampuan menerima yang murni, ia bersifat tak berubah dan mengandung norma-norma yang stabil.
    • Intelegensi adalah prinsip kekekalan dalam diri kita, kematian bukanlah kehancuran total, karena adanya roh yang tidak musnah bersama dengan daging.
REFERENCE
  • Power Point Dosen
  • Buku Pembelajaran Filsafat Untuk Perkuliahan KBK Blok Filsafat

PICTURES
  • Human and Affection: http://asjulesisgoing.com/wp-content/uploads/2014/01/The-1313-Experiment-A-science-experiment-about-the-power-of-word-love-and-affection.-This-will-be-part-of-our-February-Valentines-Day-homeschool-unit.jpg
  • Freedom: http://www.healthyhabitsolutions.com/images/freedom.jpg
  • Knowledge and Human Intelligence: http://www.notable-quotes.com/i/intelligence_quote.jpg

Posted by Vediana 04.24 No comments


ETHICS AND MORAL
  • Pengertian
    • Secara etimologi etika berasal dari kata ethos yang berarti watak
    • Secara etimologi moral berasal dari kata mos (tunggal), moris (jamak) yang berarti kebiasaan
    • Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan.
  • Etika
    • Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan
    • Menurut KBBI, Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
    • Etika menurut Bertens:
      • Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
      • Kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).
      • Ilmu tentang yang baik atau yang buruk
    • Etika dibedakan menjadi 2
      • Etika Perangai
        • Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu.
      • Etika Moral
        • Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia.
    • Arti Etika
      • Etika sebagai ilmu: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
      • Etika sebagai kode etik: kumpulan asas atau nilai moral.
      • Etika sebagai sistem nilai: nilai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan masyarakat.
    • Objek Material dan Objek Formal Etika
      • Objek material: suatu hal yang menjadi sasaran pemikiran, hal yang diselidiki, atau suatu
        hal yang dipelajari. Sifatnya bisa konkret bisa abstrak. Objek material etika berupa tingkah laku dan perbuatan manusia.
      • Objek formal: cara memandang atau meninjau yang dilakukan peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip yang digunakan. Objek forma etika berupa kebaikan, keburukan, atau bermoral tidak bermoralnya tingkah laku tersebut.
    • Etika sebagai Cabang Filsafat
      • Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan berbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.
    • Berdasarkan kajian ilmu: 
      • Etika normatif: mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
      • Etika Fenomenalis: mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral .
    • Tujuan belajar etika
      • Menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan buruk bagi setiap manusia.
      • Bersifat kritis dan metodis
    • Sistematika Etika


































    • Etika Deskriptif
      • melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas.
      • mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.
    • Fenomenologi Kesusilaan
      • Fenomenologi: uraian atau percakapan tentang fenomena atau sesuatu yang sedang menampakkan diri, atau sesuatu yang menggejala.
      • Etika fenomenologi hanya menjelaskan, menunjukkan adanya unsur-unsur itu dalam kesadaran moral.
      • Fenomenologi kesusilaan mencari makna kesusilaan dari gejala-gejala kesusilaan; artinya, ilmu pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakikat kesusilaan.
    • Etika Normatif
      • Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan.
      • Etika normatif itu tidak deskriptif, tetapi preskriptif (artinya memerintahkan).
      • Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia.
    • Metaetika
      • Meta : melebihi atau melampaui
    • Etika Umum
      • Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia.
      • berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindaka
    • Etika Khusus
      • Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia.
      • Etika khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya.
      • Etika khusus terbagi menjadi 2:
        • Etika individual: menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri
        • Etika sosial: berbicara mengenai kewajiban dan sikap manusia sebagai anggota masyarakat
    • Etika Profesi
      • Etika sosial yang menyangkut hubungan antar manusia dalam satu ruang lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut.
      • Ciri-cirinya
        • Adanya pengetahuan khusus
        • Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
        • Mengabdi pada kepentingan masyarakat
        • Ada izin khusus dalam menjalankan suatu profesi
        • Menjadi anggota dari suatu profesi
      • Prinsip-prinsip
        • Tanggung jawab: terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap dampak dari profesi.
        • Keadilan: memberikan kepada siapa saja sesuai dengan haknya.
        • Otonomi: diberikannya kebebasan dalam menjalankan profesinya.
    • Kode Etik
      • Norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
      • Tujuan Kode Etik
        • Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
        • Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
        • Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
        • Untuk meningkatkan mutu profesi.
        • Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
        • Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
        • Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
        • Menentukan baku standarnya sendiri.
    • Aliran dalam Etika
      • Eudemonisme
        • Berasal dari kata Eu dan daimon yang artinya roh atau semangat yang baik.
        • Kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik.
        • Hal-hal yang mereka yakini:
          • Adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau aturan2 bertindak.
          • Lebih menguntungkan hal-hal yg bersifat spiritual atau mental daripada yg bersifat inderawi.
          • Lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan atau alami.
          • Lebih mengutamakan hal yg umum daripada yang khusus.
      • Hedonisme
        • Berasal dari kata hedone yang berarti kenikmatan yang menyenangkan.
        • Kebaikan manusia terletak pada kenikmatan, kesenangan, 
      • Egoisme
        • Kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain.
        • Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat kesenangan dan kebahagiaan orang lain menjadi tujuan segala usaha disebut altruisme.
      • Ulitarianisme
        • Berasal dari bahasa latin uti, usus sum yang berarti menggunakan atau utilis yang berarti yang berguna.
        • Kesenangan manusia dilihat sebagai sesuatu yang baik dalam dirinya.
      • Deonteologisme
          • Berasal dari kata deon dan logos yang berarti ilmu tentang kewajiban moral.
          • Etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral.
          • Suatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal (deonteologisme etis).
          • Dasar moralitas itu adalah kewajiban.
      • Etika Situasi
        • Kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.
  • Beda Etika dan Moral
    • Moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
    • Moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
    • Moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
    • Moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
    • Moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
    • Moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
    • Moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
    • Moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
    • Moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
    • Moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi pada situasi kondisi, motif , tujuan, kepentingan,dsb.
  • Beda Etika dan Etiket
  • Beda Etika dan Hukum
    • Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak dikodifikasi.
    • Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
    •  Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
    • Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat.
    • Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya.
    • Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu; hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial
  • Beda Etika dan Agama
    • Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci.

HUMAN PHILOSOPHY
  • Selayang Pandang Filsafat
    • Secara etimologi berasal dari philein (mencintai) dan sophia (kebijaksanaan).
    • Perenungan filsafat ciri-cirinya:
      • Mengkaji dengan kritis.
      • Menggunakan metode dialektis.
      • Berusaha mencapai realitas terdalam (arche).
      • Bertujuan menangkap tujuan ideal realitas.
      • Mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia.
  • Pengertian
    • Filsafat manusia mengupas apa arti manusia/menyoroti hakikat atau esensi manusia.
    • Filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberi jawaban bagi diri sendiri.
  • Pentingnya Filsafat Manusia
    • Manusia adalah makhluk yang mampu dan wajib (sampai tingkat tertentu) menyelidiki arti yang dalam dari yang ada.
    • Manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing.
    • Walaupun banyak ilmu yang menyelidiki tentang manusia, filsafat manusia dibutuhkan karena ilmu-ilmu tersebut dirasa masih belum cukup.
  • Alasan Kerelevanan Manusia
    • Dengan bertanya manusia mewujudkan hakikat kemanusiaan.
    • Dengan mendalami manusia, manusia mengenal dirinya lebih baik.
    • Karena manusia mengenal dirinya lebih baik, filsafat manusia mengantar manusia untuk semakin bertanggung jawab terhadap dirinya dan sesama.
  • Aspek Filsafat Manusia
    • Ekstensif: meliputi pembahasan yang berhubungan dengan sifat, gejala, kegiatan, dan segala sesuatu yang meyangkut pada segala bidang.
    • Intensif: meliputi pembahasan yang mengarah pada intisari dari manusia
  • Sisi Filsafat Manusia
    • Eksternal melihat manusia dari sisi Tubuh yang sifatnya materi.
    • Internal melihat manusia dari sisi Jiwa atau Rohani, dan kesadaran.
  • Metode Filsafat Manusia
    • Metode Kritis
      • Melakukan kegiatan kritis dari pendapat para filusuf tentang manusia. Biasanya dengan metode ini tidak membawa ke arah pemahaman yang benar-benar positif.
    • Metode Analitika Bahasa
      • Bertitik tolak pada penggunaan bahasa sehari-hari dengan menyelidiki hubungan bahasa dengan pikiran, dan kegunaan bahasa dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
    • Metode Fenomenologis
      • Metode ini berusaha untuk menemukan kembali pengalaman asli dan fundamental melalui beberapa langkah, yaitu, fenomena hanya diselidiki sejauh disadari secara langsung, dan fenomena diselidiki sejauh merupakan bagian dari dunia yang dihidupi sebagai keseluruhan.
  • Pendapat Beberapa Tokoh
    • Max Scheler dan Heidegger
      • Tak ada zaman, seperti zaman sekarang di mana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau menjadi problematik bagi dirinya. Tak ada pula masa di mana di tengah kemajuan yang pesat mengenai manusia, manusialah paling kurang tahu tentang dirinya dan tentang identitasnya.
    • A. Heschel
      • Filsafat mempunyai perhatian terhadap manusia dalam totalitasnya, bukan dalam aspek ini atau itu. setiap ilmu terspesialisasi (antropologi, linguistik, fisiologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik), betapapun kerasnya usaha mereka, mereka tetap membatasi totalitas dari individu dengan memandangnya dari segi salah satu fungsi, atau dari dorongan tertentu. Pengetahuan kita tentang manusia terpecah-pecah: kerapkali kita menggantikan keseluruhan dengan salah satu bagian. Kita berusaha menghindari kesalahan itu.
  • Datangnya Pertanyaan Mengenai Manusia
    • Kekaguman
    • Ketakjuban
    • Frustasi
    • Delusi
    • Pengalaman negatif
REFERENCES
  • Power Point Dosen
  • http://chriscecool10.wordpress.com/2013/01/29/perbedaan-etika-dan-moral/
  • https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.ui.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fusers%2Farif51%2Fmaterial%2Ffilsafatmanusia.ppt&ei=eIsmVPXVNYXnuQTh_YDwAw&usg=AFQjCNGo_aVwI3IoHsOZbM9_iF1S5yN3rQ&sig2=YT1ztQJ2t_hJSEN1TUjCbA&bvm=bv.76247554,d.c2E (ppt file)
PICTURES
  • Ethics: http://nursingcrib.net/wp-content/uploads/2014/03/ethics.jpg
  • Human Philosophy: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUyiOmJRbfhTGnEx9wU9IbpSzn0REu-x53aFZ4NJOjwGTT0Pydl3woTwW4lFwny10XJ8ZDXp5Snr_vuHGErm72sU4AR_Cj684dgyU-FycegFeJWlsPkm3U_P4gAddirfKxToW3JDMD62M/s1600/hn01.jpg

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter