Open for Public, Internet Sharing Service

Sabtu, 27 September 2014

Posted by Vediana 05.18 3 comments
BODY AND SOUL
  • Pengantar
    • Badan dan jiwa merupakan satu persatuan yang membentuk pribadi manusia. Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi manusia.
    • Ada 2 aliran:
      • Monisme
      • Dualisme
  • Monisme
    • Aliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan unsur yang terpisah.
    • Badan dan jiwa merupakan satu substansi.
    • 3 bentuk aliran:
      • Materialisme
        • Menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal.
        • Manusia bersumber pada materi.
      • Teori Identitas
        • Menekankan hal berbeda dari materialisme, tapi mengakui aktivitas mental manusia.
        • Perbedaan jiwa dan badan hanya pada artinya bukan referensi.
      • Idealisme
        • Pengalaman, nilai, dan moral akan punya arti bila dihubungkan dengan jiwa.
        • Tokoh: Rene Descartes dengan cogito ergo sum yang menjadi peletak dasar idelisme
  • Dualisme
    • Badan dan jiwa adalah 2 elemen berbeda.
    • 4 cabang:
      • Interaksionalisme: fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa
      • Okkasionalisme: memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa
      • Paralelisme: sistem kejadian ragawi terdapat di alam
      • Epifenomenalisme: melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi syaraf.
  • Badan Manusia
    • Elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia.
    • Hakekat badan bukan terletak pada dimensi materialnya, tapi dalam seluruh aktivitas entitas yang terjadi dalam badan (misalnya tertawa).
  • Jiwa Manusia
    • Tanpa jiwa, badan bukanlah apa-apa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa.
    • James Pratt menunjukkan ada 4 kemampuan dasar jiwa manusia:
      • Menghasilkan kualitas penginderaan
      • Mampu menghasilkan makna yang berasal dari penginderaan khusus.
      • Memberi tanggapan terhadap hasil penginderaan.
      • Memberi tanggapan pada prose yang terjadi dalam pikiran
    • Menurut Agustinus, manusia hanya dapat melakukan penilaian terhadap tindakan karena dorongan dari jiwa.

REFERENCES
  • Power Point Dosen

PICTURES
  • http://blogs.prevention.com/get-fit/files/2012/07/mind.body_.soul_.jpg
Posted by Vediana 05.10 No comments
HUMAN AND AFFECTION
  • Kekayaan dan Kompleksitas
    • Afektivitas membuat manusia menjadi berada.
    • Afektivitas mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif.
    • Cinta adalah buah afektivitas positif
    • Benci adalah buah afektivitas negatif.
    • Cinta terhadap objek yang menurut subjek tersebut berguna disebut cinta utilitaris.
    • Keadaan afektif yang berbeda disebut "hasrat-hasrat jiwa" (Thomas Aquinas).
    • Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas disebut suasana hati.
  • Bukan Perbuatan Afektivitas
    • Cinta selalu didahului oleh perbuatan.
    • Afektivitas sering disamakan dengan kesanggupan merasa.
    • Padahal afektivitas bukan hanya menyangkut merasa tapi juga hal spiritual.
  • Perbuatan Afektif
    • Seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subjek sehingga subjek ditarik oleh objek, begitu pula sebaliknya disebut dengan hidup afektif.
    • Perbuatan afektif mirip dengan perbuatan mengenal.
    • Perbuatan afektif bersifat pasif sedangkan perbuatan mengenal bersifat aktif.
  • Kondisi afektivitas manusia
    • Perlunya ikatan kesamaan antara subjek dan objek afektifnya.
    • Perasaan yang dialami subjek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada yang lebih baik disebut dengan kesenangan.
  • Cinta diri sendiri, sesama, dan Tuhan
    • Cinta diri sendiri bukan berarti egoisme karena cinta pada diri sendiri dapat ditemukan pada orang-orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh.
    • Mencintai Tuhan tidak berarti kita harus mengasingkan diri.
    • Menurut Thomas Aquinas, Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. Tuhan merupakan dasar dalam mana semua manusia saling berkomunikasi. Semakin kita mendekati orang lain, makin kita dekat dengan Tuhan.

FREEDOM
  • Jiwa dan Kebebasan
    • Jiwa berhubungan dengan kehendak bebas.
    • Karena jiwalah manusia menjadi makhluk bebas.
    • Eksistensi jiwa dalam tubuh manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya.
    • Sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan (Erich Fromm).
  • Pandangan Determinisme
    • Aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia.
    • Ada 4 determinisme
      • Determinisme fisik-biologis
      • Determinisme psikologis
      • Determinisme sosial
      • Determinisme teologis
  • Kebebasan sebagai Eksistensi Manusia
    • Kelemahan Determinisme
      • Menyangkal sifat multidimentional dan paradoksal manusia.
      • Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya.
      • Menafsirkan adanya tanggung jawab.
    • Argumen
      • Manusia tetap dalam kemungkinan dapat/berhadapan dengan pilihan berbeda bobot.
      • Adanya tanggung jawab.
      • Makna perbuatan moral ada pada kebebasan.
  • Pengertian
    • Pengertian umum (kebebasan negatif): tidak ada hambatan.
    • Pengertian khusus (kebebasan eksistensial)
      • Penyempurnakan diri.
      • Kesanggupan memilih dan memutuskan.
      • Kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan.
  • Jenis-jenis kebebasan
    • Kebebasan horizontal: berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan 
    • Kebebasan vertikal: berkaitan dengan pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai
    • Kebebasan eksistensial (kebebasan positif): lambang martabat manusia
      • Nilai humanistiknya
        • Melibatkan pertimbangan.
        • Mengedepankan nilai kebaikan.
        • Menghidupkan otonomi.
        • Menyertakan tanggung jawab.
    • Kebebasan sosial: terkait dengan orang lain.
      • 4 alasan dibatasinya kebebasan sosial:
        • Menyertakan pengertian.
        • Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial.
        • Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat.
        • Terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
  • Sejarah perkembangan kebebasan
    • Filsuf Yunani tidak memberikan jawaban memuaskan mengenai kebebasan.
      • Adanya pandangan semua hal dibawah nasib.
      • Manusia adalah bagian dari alam menurut bangsa Yunani
      • Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis.
    • Pada abad pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentris.
    • Pada jaman modernisasi, perspektif teosentris diganti dengan antroposentrik.
    • Pada era kontemporer, kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial.
    • Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri.


KNOWLEDGE AND HUMAN INTELLIGENCE
  • Arti pengetahuan
    • Arti pengetahuan adalah suatu kegiatan yang dipengaruhi subjek dalam dirinya.
    • Pengetahuan adalah suatu ketentuan yang memperkaya eksistensi subjek.
    • Mengetahui merupakan kegiatan yang menjadikan subjek berkomunikasi secara dinamis dengan eksistensi dan kodrat dari ada benda-benda.
  • Pengandaian pengetahuan
    • Segi subjek
      • Keterbukaan: menjadi sadar akan eksistensi dan kodrat realitas.
      • Kemampuan menyambut: objek mempengaruhi eksistensi subjek sendiri dan tinggal dalam bentuk gambar, ingatan, dan ide.
      • Interioritas: adanya tempat dalam mengenal dirinya.
    • Segi objek
      • Untuk menjadi objek yang dikenal, untuk menyatakan dirinya pada satu pihak membuat kesan.
      • Suatu realitas bila mempengaruhi lainnya, hanya sejauh ia distruktur, ditentukan, sejauh ia mempunyai bentuk yang memberikan kepada fisionomi khasnya dan menyebabkan adanya perbendaan dari yang bukan ia.
  • Bukan Intelegensi Manusia
    • Intelegensi tidak bisa diidentifikasikan dengan insight, yang terdiri dari apersepsi atau aprehensi tentang apa yang essensial dalam suatu realitas.
    • Insight bukanlah merupakan keseluruhan kegiatan intelektual.
  • Sifat dan objek intelegensi manusia
    • Menurut Descartes, roh memungkinkan untuk mencapai hakikat sendiri dari realitas, sedangkan panca indera hanya memberitahukan kepada kita apa yang berguna atau apa yang merugikan dari hal-hal tersebut.
    • Menurut psikologi kontemporer yang tidak menentang intelegensi dengan panca indera, tetapi membandingkan intelegensi anak-anak dengan orang dewasa.
    • Intelligere berasal dari kata intus yang berarti dalam dan legere yang berarti membaca dan menangkap.
    • Intelligere berarti membaca dimensi dalam segala hal dan menangkap artinya yang dalam.
    • Insight yaitu mengenai sebagai ciri khas dari intelegensi.
    • "Intelek itu mencapai yang universal sedangkan pancaindera menyangkut hal-hal yang individual."- Aristoteles.
    • Intelegensi manusia bersifat tidak terbatas. Ia memperhitungkan pelajaran masa lampau, kemungkinan masa depan.
    • Segala penegasan, penilaian, kesimpulan dan penalaran kita didasarkan kepada beberapa prinsip:
      • Prinsip identitas.
      • Prinsip alasan yang mencukupi.
      • Prinsip kausalitas efisien.
    • Prinsip-prinsip tersebut bersifat eviden dari dirinya sendiri karena mereka tidak dapat diangkat sebagai alasan sangkalan.
  • Kegiatan Intelegensi 
    • Persepsi yaitu semacam pengetahuan sepontan prasadardan pra-pribadi tentang dunia di maka kita berada.
    • Kegiatan yang terjadi di dalam dan di sekeliling dinamakan aprehensi.
    • Agar intelegensi bngkit sama sekali dan mulai benar berfungsi, maka diperlukan sesuatu menjadi masalah bagi diri sendiri, memulai dengan suatu pertanyaan dalam diri untuk memaksa untuk memperhatikan dan berpikir.
    • Insight adalah intelegensi yang berhasil menembus suatu data, menangkap eidosnya, bahwa intelegensi mampu mengandaian atau mengabstraksikan untuk menerangkan data sehingga jelas ciri-ciri pokoknya.
    • Dalam verifikasi inilah intelegensi manusia tampak bersifat diskursif, bernalar dan berpikir.
    • Diskursif dis-currere berarti berlari ke berbagai arah, Bernalar raisonner, to reason berarti mengukur, menghitung, mengkalkulasikan. Berpikir penser berarti menimbang, menyelidiki, membandingkan, menilai.
  • Kodrat Intelegensi Manusia
    • Intelegensi melewati batas-batas organis selalu diakui oleh filosuf besar. Keunggulan itu disebabkan karena intelegensi merupakan suatu keterbukaan dan kemampuan menerima yang murni, ia bersifat tak berubah dan mengandung norma-norma yang stabil.
    • Intelegensi adalah prinsip kekekalan dalam diri kita, kematian bukanlah kehancuran total, karena adanya roh yang tidak musnah bersama dengan daging.
REFERENCE
  • Power Point Dosen
  • Buku Pembelajaran Filsafat Untuk Perkuliahan KBK Blok Filsafat

PICTURES
  • Human and Affection: http://asjulesisgoing.com/wp-content/uploads/2014/01/The-1313-Experiment-A-science-experiment-about-the-power-of-word-love-and-affection.-This-will-be-part-of-our-February-Valentines-Day-homeschool-unit.jpg
  • Freedom: http://www.healthyhabitsolutions.com/images/freedom.jpg
  • Knowledge and Human Intelligence: http://www.notable-quotes.com/i/intelligence_quote.jpg

Posted by Vediana 04.24 No comments


ETHICS AND MORAL
  • Pengertian
    • Secara etimologi etika berasal dari kata ethos yang berarti watak
    • Secara etimologi moral berasal dari kata mos (tunggal), moris (jamak) yang berarti kebiasaan
    • Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan.
  • Etika
    • Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan
    • Menurut KBBI, Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
    • Etika menurut Bertens:
      • Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
      • Kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).
      • Ilmu tentang yang baik atau yang buruk
    • Etika dibedakan menjadi 2
      • Etika Perangai
        • Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu.
      • Etika Moral
        • Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia.
    • Arti Etika
      • Etika sebagai ilmu: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
      • Etika sebagai kode etik: kumpulan asas atau nilai moral.
      • Etika sebagai sistem nilai: nilai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan masyarakat.
    • Objek Material dan Objek Formal Etika
      • Objek material: suatu hal yang menjadi sasaran pemikiran, hal yang diselidiki, atau suatu
        hal yang dipelajari. Sifatnya bisa konkret bisa abstrak. Objek material etika berupa tingkah laku dan perbuatan manusia.
      • Objek formal: cara memandang atau meninjau yang dilakukan peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip yang digunakan. Objek forma etika berupa kebaikan, keburukan, atau bermoral tidak bermoralnya tingkah laku tersebut.
    • Etika sebagai Cabang Filsafat
      • Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan berbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.
    • Berdasarkan kajian ilmu: 
      • Etika normatif: mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
      • Etika Fenomenalis: mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral .
    • Tujuan belajar etika
      • Menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan buruk bagi setiap manusia.
      • Bersifat kritis dan metodis
    • Sistematika Etika


































    • Etika Deskriptif
      • melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas.
      • mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.
    • Fenomenologi Kesusilaan
      • Fenomenologi: uraian atau percakapan tentang fenomena atau sesuatu yang sedang menampakkan diri, atau sesuatu yang menggejala.
      • Etika fenomenologi hanya menjelaskan, menunjukkan adanya unsur-unsur itu dalam kesadaran moral.
      • Fenomenologi kesusilaan mencari makna kesusilaan dari gejala-gejala kesusilaan; artinya, ilmu pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakikat kesusilaan.
    • Etika Normatif
      • Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan.
      • Etika normatif itu tidak deskriptif, tetapi preskriptif (artinya memerintahkan).
      • Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia.
    • Metaetika
      • Meta : melebihi atau melampaui
    • Etika Umum
      • Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia.
      • berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindaka
    • Etika Khusus
      • Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia.
      • Etika khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya.
      • Etika khusus terbagi menjadi 2:
        • Etika individual: menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri
        • Etika sosial: berbicara mengenai kewajiban dan sikap manusia sebagai anggota masyarakat
    • Etika Profesi
      • Etika sosial yang menyangkut hubungan antar manusia dalam satu ruang lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut.
      • Ciri-cirinya
        • Adanya pengetahuan khusus
        • Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
        • Mengabdi pada kepentingan masyarakat
        • Ada izin khusus dalam menjalankan suatu profesi
        • Menjadi anggota dari suatu profesi
      • Prinsip-prinsip
        • Tanggung jawab: terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap dampak dari profesi.
        • Keadilan: memberikan kepada siapa saja sesuai dengan haknya.
        • Otonomi: diberikannya kebebasan dalam menjalankan profesinya.
    • Kode Etik
      • Norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
      • Tujuan Kode Etik
        • Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
        • Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
        • Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
        • Untuk meningkatkan mutu profesi.
        • Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
        • Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
        • Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
        • Menentukan baku standarnya sendiri.
    • Aliran dalam Etika
      • Eudemonisme
        • Berasal dari kata Eu dan daimon yang artinya roh atau semangat yang baik.
        • Kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik.
        • Hal-hal yang mereka yakini:
          • Adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau aturan2 bertindak.
          • Lebih menguntungkan hal-hal yg bersifat spiritual atau mental daripada yg bersifat inderawi.
          • Lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan atau alami.
          • Lebih mengutamakan hal yg umum daripada yang khusus.
      • Hedonisme
        • Berasal dari kata hedone yang berarti kenikmatan yang menyenangkan.
        • Kebaikan manusia terletak pada kenikmatan, kesenangan, 
      • Egoisme
        • Kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain.
        • Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat kesenangan dan kebahagiaan orang lain menjadi tujuan segala usaha disebut altruisme.
      • Ulitarianisme
        • Berasal dari bahasa latin uti, usus sum yang berarti menggunakan atau utilis yang berarti yang berguna.
        • Kesenangan manusia dilihat sebagai sesuatu yang baik dalam dirinya.
      • Deonteologisme
          • Berasal dari kata deon dan logos yang berarti ilmu tentang kewajiban moral.
          • Etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral.
          • Suatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal (deonteologisme etis).
          • Dasar moralitas itu adalah kewajiban.
      • Etika Situasi
        • Kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.
  • Beda Etika dan Moral
    • Moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
    • Moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
    • Moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
    • Moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
    • Moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
    • Moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
    • Moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
    • Moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
    • Moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
    • Moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi pada situasi kondisi, motif , tujuan, kepentingan,dsb.
  • Beda Etika dan Etiket
  • Beda Etika dan Hukum
    • Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak dikodifikasi.
    • Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
    •  Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
    • Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat.
    • Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya.
    • Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu; hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial
  • Beda Etika dan Agama
    • Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci.

HUMAN PHILOSOPHY
  • Selayang Pandang Filsafat
    • Secara etimologi berasal dari philein (mencintai) dan sophia (kebijaksanaan).
    • Perenungan filsafat ciri-cirinya:
      • Mengkaji dengan kritis.
      • Menggunakan metode dialektis.
      • Berusaha mencapai realitas terdalam (arche).
      • Bertujuan menangkap tujuan ideal realitas.
      • Mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia.
  • Pengertian
    • Filsafat manusia mengupas apa arti manusia/menyoroti hakikat atau esensi manusia.
    • Filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberi jawaban bagi diri sendiri.
  • Pentingnya Filsafat Manusia
    • Manusia adalah makhluk yang mampu dan wajib (sampai tingkat tertentu) menyelidiki arti yang dalam dari yang ada.
    • Manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing.
    • Walaupun banyak ilmu yang menyelidiki tentang manusia, filsafat manusia dibutuhkan karena ilmu-ilmu tersebut dirasa masih belum cukup.
  • Alasan Kerelevanan Manusia
    • Dengan bertanya manusia mewujudkan hakikat kemanusiaan.
    • Dengan mendalami manusia, manusia mengenal dirinya lebih baik.
    • Karena manusia mengenal dirinya lebih baik, filsafat manusia mengantar manusia untuk semakin bertanggung jawab terhadap dirinya dan sesama.
  • Aspek Filsafat Manusia
    • Ekstensif: meliputi pembahasan yang berhubungan dengan sifat, gejala, kegiatan, dan segala sesuatu yang meyangkut pada segala bidang.
    • Intensif: meliputi pembahasan yang mengarah pada intisari dari manusia
  • Sisi Filsafat Manusia
    • Eksternal melihat manusia dari sisi Tubuh yang sifatnya materi.
    • Internal melihat manusia dari sisi Jiwa atau Rohani, dan kesadaran.
  • Metode Filsafat Manusia
    • Metode Kritis
      • Melakukan kegiatan kritis dari pendapat para filusuf tentang manusia. Biasanya dengan metode ini tidak membawa ke arah pemahaman yang benar-benar positif.
    • Metode Analitika Bahasa
      • Bertitik tolak pada penggunaan bahasa sehari-hari dengan menyelidiki hubungan bahasa dengan pikiran, dan kegunaan bahasa dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
    • Metode Fenomenologis
      • Metode ini berusaha untuk menemukan kembali pengalaman asli dan fundamental melalui beberapa langkah, yaitu, fenomena hanya diselidiki sejauh disadari secara langsung, dan fenomena diselidiki sejauh merupakan bagian dari dunia yang dihidupi sebagai keseluruhan.
  • Pendapat Beberapa Tokoh
    • Max Scheler dan Heidegger
      • Tak ada zaman, seperti zaman sekarang di mana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau menjadi problematik bagi dirinya. Tak ada pula masa di mana di tengah kemajuan yang pesat mengenai manusia, manusialah paling kurang tahu tentang dirinya dan tentang identitasnya.
    • A. Heschel
      • Filsafat mempunyai perhatian terhadap manusia dalam totalitasnya, bukan dalam aspek ini atau itu. setiap ilmu terspesialisasi (antropologi, linguistik, fisiologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik), betapapun kerasnya usaha mereka, mereka tetap membatasi totalitas dari individu dengan memandangnya dari segi salah satu fungsi, atau dari dorongan tertentu. Pengetahuan kita tentang manusia terpecah-pecah: kerapkali kita menggantikan keseluruhan dengan salah satu bagian. Kita berusaha menghindari kesalahan itu.
  • Datangnya Pertanyaan Mengenai Manusia
    • Kekaguman
    • Ketakjuban
    • Frustasi
    • Delusi
    • Pengalaman negatif
REFERENCES
  • Power Point Dosen
  • http://chriscecool10.wordpress.com/2013/01/29/perbedaan-etika-dan-moral/
  • https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.ui.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fusers%2Farif51%2Fmaterial%2Ffilsafatmanusia.ppt&ei=eIsmVPXVNYXnuQTh_YDwAw&usg=AFQjCNGo_aVwI3IoHsOZbM9_iF1S5yN3rQ&sig2=YT1ztQJ2t_hJSEN1TUjCbA&bvm=bv.76247554,d.c2E (ppt file)
PICTURES
  • Ethics: http://nursingcrib.net/wp-content/uploads/2014/03/ethics.jpg
  • Human Philosophy: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUyiOmJRbfhTGnEx9wU9IbpSzn0REu-x53aFZ4NJOjwGTT0Pydl3woTwW4lFwny10XJ8ZDXp5Snr_vuHGErm72sU4AR_Cj684dgyU-FycegFeJWlsPkm3U_P4gAddirfKxToW3JDMD62M/s1600/hn01.jpg

Kamis, 25 September 2014

Posted by Vediana 17.44 No comments
Hello again guys! Sekarang tugas kami yaitu membuat dialog imajinatif antara badan dan jiwa. Kelompok kami mendapat inspirasi yang agak tragis karena badan dan jiwa ini harus berpisah. Dialog imajinatif layaknya pesan terakhir sebelum ajal menjemput #sayataulebay
Yaudah sana baca! =3=


Dialog Imajinatif antara Badan dan Jiwa
Badan : Jiwa, aku ingin kau tau sesuatu.
Jiwa    : Apa itu? aku akan mendengarkan dengan baik.
Badan : Kau tahu, bahwa aku tak dapat hidup tanpamu :( kau lah yang membuat aku berarti dalam dunia fana ini.
Jiwa    : Iya aku sangat tahu itu badan.
Badan : Aku sangat berterima kasih jiwa atas segala yang kau berikan, seperti mengasuhku dan mengolahku sehingga aku hidup seperti sekarang.
Jiwa    : Iya sama-sama badan, aku juga berterima kasih padamu yang telah mengizinkanku menumpang di dalam dirimu untuk menyatukan kita sampai pada akhirnya aku pergi meninggalkanmu.
Badan : Jangan tinggalkan aku jiwa, aku akan hampa dan tak bisa melakukan apa-apa, ku mohon jangan pergi.
Jiwa    : Aku tak bisa tinggal selamanya di dalam dirimu, karena aku memiliki batas yang telah ditetapkan dalam ajaran-ajaran agama yang ada.
Badan : Tapi....
Jiwa    : Badan, sesungguhnya aku tak ingin pergi darimu tapi aku sudah tak sanggup lagi mengolah daging dan tulangmu yang tak akan bisa berfungsi bila aku pergi.
Badan : Maafkanlah aku yang selalu menua di setiap tahunnya.
Jiwa    : Tak apa badan, kita telah memiliki masa yang telah di tetapkan untuk bersama dan berpisah. Jika kau telah mencapai batasnya badan, kau tak berguna lagi bagiku dan aku akan kembali kepada pengasuhku, Pemberi hidupku. Tuhan.

Udah gitu aja  ...
Posted by Vediana 17.40 No comments
Hello guys~ Karena adanya tugas dari para dosen tercinta, saya memutuskan untuk memposting penelusuran kelompok kami tentang Etika di Sekitar Lingkungan Universitas. Inilah hasil-hasil yang kami dapatkan:

Pendiskusian pelajaran di luar yang dapat menciptakan rasa santai
Budaya mengantri saat membeli makanan yang harus dicontoh
Udah gitu aja ...

Posted by Vediana 17.32 No comments
Ini tugas kita, bikin kliping :D
Udah gitu aja ...

Selasa, 23 September 2014

Posted by Vediana 01.50 5 comments
SYLLOGISM
  • Silogisme adalah suatu kesimpulan dimana dari dua putusan disimpulkan putusan yang baru.
  • Prinsipnya jika premis-premisnya benar, simpulan yang dihasilkan benar.
  • Silogisme hanya boleh berisi 3 bagian
    • (S-P) kesimpulan
    • (S-M) premis minor
    • (P-M) premis mayor
  • 2 macam silogisme:
    • Silogisme Kategoris: silogisme yang premis dan simpulannya adalah pernyataan tanpa syarat.
      • Silogisme Kategoris Tunggal: Silogisme yang mempunyai 3 term (S,P,M). Bentuk-bentuknya antara lain:
        • M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor dengan aturan premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.
        • M jadi P dalam premis mayor dan minor dengan aturan salah satu premis harus negatif sedangkan premis mayor bersifat umum (semua).
        • M menjadi S dalam premis mayor dan premis minor dengan aturan premis minor harus berupa penegasan  dan simpulannya bersifat partikular.
        • M adalah P dalam premis mayor dan S dalam premis minor dengan aturan premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan bersifat partikular.
      • Silogisme Kategoris Majemuk: Silogisme yang sangat lengkap, lebih dari 3 premis. Bentuk-bentuknya:
        • Epicherema: silogismenya yang salah satu atau kedua premisnya disertai alasan.
        • Enthymema:  silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
        • Polisilogisme: deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.
        • Sorites: silogisme yang premisnya lebih dari dua. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain sedemikian, shg predikat dari putusan yg satu jadi subjek putusan berikutnya.
      • Hukum silogisme kategoris
        • Tidak boleh mengandung lebih dari 3 term (S,P,M).
        • M tidak boleh terkandung dalam simpulan.
        • Term S dan P dalam premis tidak boleh lebih luas daripada premis-premisnya.
    • Silogisme Hipotesis
FALLACIA
  • Fallacia=kesalahan pemikiran dlm logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan krn penalaran yg tdk sehat
  • Klasifikasi
    • Kesesatan Formal: Pelanggaran terhadap kaidah logika
    • Kesesatan Informal
      • Kesesatan diksi
        • Kesesatan karena penempatan kata depan yang keliru
        • Kesesatan karena mengacaukan posisi subjek atau predikat
        • Kesesatan karena ungkapan yang keliru
        • Kesesatan amfiboli atau amphibologic
        • Kesesatan aksen
        • Kesesatan alasan yang salah
      • Kesesatan Presumsi
        • Generalisasi tergesa-gesa
        • Non sequitor (belum tentu)
        • Analogi palsu
        • Penalaran melingkar (petitio principli)
        • Deduksi cacat
        • Pikiran simplistis
      • Kesesatan karena menghindari persoalan
        • Argumentum ad hominem
        • Argumentum ad populum
        • Argumentum ad misericordiam
        • Argumentum ad crumemam
        • Argumentum ad verecundiam
        • Argumentum ad ignorantiam
        • Argumentum ad auctoritatem
        • Argumentum ad baculum
        • Argumentum demi keuntungan seseorang
        • Non causa pro kausa
      • Kesesatan retoris
        •  Eufemisme/disfemisme
        • Penjelasan retorik
        • Stereotipe
        • Innuendo
        •   Loading question
        • Weaseler
        •  Downplay
        •  Lelucon/sindiran
        • Hiperbola
        • Pengandaian bukti
        • Dilema semu
REFERENCES
  • Power Point Dosen.
  • Buku Pembelajaran Filsafat untuk Perkuliahan KBK Blok Filsafat oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor, Carolus Suharyanto, Lic.Theol., Mikha Agus Widianto,M.Pd., Bonar Hutapea,M.Si.Psi.

PICTURES
  • Syllogism: http://pad2.whstatic.com/images/thumb/9/98/Understand-Syllogisms-Step-1.jpg/670px-Understand-Syllogisms-Step-1.jpg
  • Syllogism Figures: http://stickmenwithmartinis.files.wordpress.com/2013/05/categorical-syllogism-figures.jpg (cropped for easier usage)
  • Fallacia: http://images.sodahead.com/polls/000778701/polls_fallacy_fallacious_1304_796085_poll_xlarge.jpeg


Minggu, 21 September 2014

Posted by Vediana 05.10 6 comments
SUBJECTIVISM
  • Pengetahuan dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh individu.
  • Dari pangkal pandangan individu, pengetahuan dipahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.
  • Penganut: Aristoteles, Plato, Rene Descartes, kaum Solisisme (solo ipse), kaum realisme epistemologi, kaum idealisme epistemologi
  • Ciri-ciri Pendekatan Subjektivisme
    • Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus.
    • Pengalaman subjektif sebagai titik tolak pengetahuan dari data inderawi diri sendiri.
    • Prinsip subjektif tentang alasan cukup, karena pengalamanan bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subjek.
  • Descartes: Cogito ergo sum cogitans: saya berpikir maka saya adalah pengada yang berpikir.
  • Kaum Realisme Epistemologi berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yang lain” dari diri saya.
  • Kaum Idealisme Epistemologi berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.
  • Banyak filsuf sesudah Descartes mengandaikan bahwa satu-satunya hal yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah diri kita sendiri dan kegiatan sadar kita.
  • Semua pengetahuan tentang  sesuatu yang bukan aku atau  yang diluar diri sendiri diragukan kepastian kebenarannya.
  • Kesadaran akan diri sendiri merupakan hasil dari suatu proses bertahap melalui pengalaman pergulatan dengan dunia luar.
  • Kita mengenal keberadaan dunia di luar diri dari pengalaman berhadapan dan berinteraksi dengannya.
  • Aku bisa tahu bahwa orang lain yang menjadi lawan bicara ku dalam dialog adalah pribadi seperti aku, karena dia mengungkapkan perilaku sebagaimana aku berperilaku.
  • Aku sadar dan kenal diriku justru dalam kesadaran dan pengenalan yang bukan aku.
  • Dalam kenyataan hidup diri sebagai subjek yang bukan hanya berfungsi sebagai penahu (knower), tetapi juga sebagai pelaku (agent) tidak bisa mengandaikan adanya yang lain baik sebagai objek pengetahuan dan kegiatannya maupun sebagai sesama subjek dalam dialog.
  • Apabila paham subjektivisme hanya mau dikatakan tentang pentingnya peran subjek atau sisi subjektivitas pengetahuan, maka paham ini masih dapat diterima.
  • Apabila mengklaim bahwa sesungguhnya ada dan dapat diketahui dengan pasti itu hanyalah subjek dan gagasannya, sedangkan semuanya yang lain baik adanya maupun dapat diketahui perlu diragukan, maka paham subyektivisme tersebut tidak dapat diterima.

OBJECTIVISM
  • Pengetahuan diperlakukan sebagai sesuatu yang berada diluar dibandingkan di dalam pikiran manusia.
  • Obyektivisme merupakan pandangan bahwa objek yang kita persepsikan melalui perantara indera kita itu ada dan bebas dari kesadaran manusia.
  • Objektivisme ini beranggapan pada tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya.
  • Objektivisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang difahami adalah tidak tergantung pada orang yang memahami.
  • Ada 3 pandangan dasar objektivisme:
    • Kebenaran itu independen terlepas dari pandang subjektif.
    • Kebenaran itu datang dari bukti faktual.
    • Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.
  • Pengetahuan dalam pengertian objektivis:
    • Sepenuhnya independen dari klaim seseorang untuk mengetahuinya.
    • Pengetahuan itu terlepas dari keyakinan seseorang atau kecenderungan untuk menyetujuinya atau memakainya untuk bertindak.
    • Pengetahuan tanpa orang: ia adalah pengetahuan tanpa diketahui subjek (Karl R. Popper).
  • Obyek itu bersifat “umum” dalam arti bahwa obyek yang sama dapat dipersepsikan oleh pengamat yang jumlahnya tidak terbatas.
  • Obyek-obyek itu bersifat permanen, baik untuk dipersepsikan atau pun tidak.
  • Para filsuf Skolastik mengangap perlu untuk memperbaiki beberapa keyakinan harian kita, yaitu: meletakkan “kesalahan” pada indera, karena indera tidak pernah salah.
  • Keyakinan tidaklah selalu obyektif dalam hubungannya dengan kesadaran pertimbangan, tetapi obyek-obyek konseptual benar-benar bersifat obyektif.
  • Masalah persepsi tetap merupakan masalah yang paling besar yang tidak terpecahkan di dalam keseluruhan epistemologi.

CONFIRMATION
  • Secara etimologi, konfirmasi berasal dari Confirmation yang berarti penegasan atau memperkuat.
  • Jika dihubungkan dengan filsafat ilmu, maka fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan, menegaskan, memperkuat apa yang didapat dari kenyataan/fakta.
  • Konfirmasi berupaya mencari hubungan yg normatif antara hipotesis.
  • Ada 2 aspek konfirmasi:
    • Kuantitatif (Induktif)
      • Membuat penelitian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin sampel, yg akhirnya membuat suatu kesimpulan yg bersifat umum.
      • Argumentasi induksi akan menjadi lebih kuat apabila jumlah kasus individualnya meningkat.
    • Kualitatif
  • 3 Jenis Konfirmasi
    • Decision theory: kepastian berdasarkan keputusan.
    • Estimation theory: menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas.
    • Reliability theory: menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta yg berubah-ubah terhadap hipotesis.
INFERENCE
  • Inferensi berarti penyimpulan (proses pembuatan kesimpulan).
  • Penyimpulan: bisa berupa mengakui atau memungkiri suatu kesatuan antara dua pernyataan.
  • Jenis-jenis Inferensi
    • Cara deduktif
      • Inferensi langsung : penarikan kesimpulan dari satu premis
      • Inferensi tidak langsung (Inferensi silogistik) : penarikan kesimpulan dari beberapa premis.
    • Cara induktif
  • Predikat konklusi disebut term mayor, sedangkan subyek konklusi disebut term minor.
  • Premis yang mengandung term mayor disebut premis mayor, premis yang mengandung term minor disebut premis minor.
  • Hukum Interferensi
    • Kalau premis-premis benar, maka kesimpulan benar.
    • Kalau premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan benar.
    • Bila kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah.
    • Bila kesimpulan benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.
CONSTRUCTION OF THEORY
  • Teori adalah model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau sosial tertentu.
  • Teori dirumuskan, dikembangkan, dievaluasi menurut metode alamiah
  • Teori mempunyai 2 kutub:
    • Kutub 1: Teori sebagai hukum experimental
    • Kutub 2: Teori sebagai hukum yang berkualitas normal, seperti teori relativitas Einstein
  • Perkembangan teori
    • Animisme: kepercayaan terhadap mitos
    • Ilmu empiris
    • Ilmu teotiris
  • Konstruksi teori dibangun dengan
    • Abstraksi generalisasi
    • Deduksi probabilitik dan deduksi apriori (spekulatif)
  • 3 Model Konstruksi
    • Model korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
    • Model koherensi: sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu. Model ini digunakan dalam pendekatan fenomenologis.
    • Model paradigmatis: Konsep kebenaran ditata menurut pola  hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.
  • Aliran dalam Konstruksi Teori
    • Reduksionisme: teori itu suatu pernyataan yang abstrak, tidak dapat diamati secara empiris, dan tidak dapat diuji langsung.
    • Instrumentalisme:  teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
    • Realisme: teori dianggap benar bila real, secara substantif ada,  bukan fiktif.

LOGIC
  • Pengantar
    • Logika berasal dari bahasa Yunani, logikos yang berarti sesuatu yang diungkapkan lewat bahasa.
    • Pertama sekali digunakan istilah itu oleh Zeno dari Citium (334 – 262 SM) 
    • Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, dan membahas aturan formal serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dpt dipertanggungjawabkan secara rasional.
    • Secara singkat dapat dikatakan logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus.
    • Logika juga merupakan ilmu pengetahuan dalam arti ini. Lapangan ilmu pengetahuan ini ialah azas-azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan seta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.
    • Logika bukanlah teori belaka. Logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek.
    • Inilah sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis.
  • Objek Logika
    • Objek material logika adalah manusia itu sendiri.
    • Objek formal logika ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
  • Manfaat belajar logika
    • Membantu setiap  orang untuk mampu berpikir kritis, rasional, metodis.
    • Kemampuan meningkatkan kemampuan bernalar scr abstrak.
    • Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri.
    • Menambah kecerdasan berpikir, shg bs menghindari kesesatan dan kekeliruan dlm menarik kesimpulan.
  • Macam-macam logika
    • Logika kodrati: suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika scr spontan.
    • Logika ilmiah: berusaha mempertajam akal budi manusia agar dpt bekerja lebih teliti atau tepat, sehingga kesesatan dapat dihindari.
  • Logika Formal
    • Logika formal adalah logika yang berbicara tentang kebenaran bentuk.
    • Logika formal disebut juga logika minor.
    • Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran bentuk, bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut.
    • Yang harus diperhatikan di situ ialah penyusunan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi premis atau dasar penyimpulan.
    • Kalau susunan premis tidak dapat dijadikan pangkal/dasar untuk menarik kesimpulan yang logis.
    • Pola penyusunan pada logika formal: 
      • Semua M adalah P
      • Semua S adalah P
      • Jadi, semua S adalah P
  • Logika Material/Isi
    • Logika yang membahas tentang kebenaran isi.
    • Logika material disebut logika mayor.
    • Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran isi apabila pernyataan-pernyataan yang membentuk argumen tersebut sesuai dengan kenyataan.
    • Argumen ilmiah mementingkan struktur penalaran yang tepat atau sahih (valid) sekaligus isi atau maknanya sesuai dengan kenyataan..
    • Dengan kata lain, kebenaran suatu argumen dari segi bentuk dan isi adalah prasyarat mutlak.
  • Logika Induktif
    • Ciri-ciri penalaran induktif:
      • Premis-premis dalam penalaran induksi merupakan proposisi empiris yang berhubungan langsung dengan observasi indera.
      • Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas dari pada apa yang dinyatakan di dalam premis-premisnya.
      • Dapat dikatakan bahwa kesimpulan induksi itu memiliki kredibilitas rasional yang disebut probabilitas.
    • Generalisasi Induktif
      • Generalisasi induktif merupakan proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala atau sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua.
      • Kesimpulan dalam generalisasi itu hanya suatu harapan, kepercayaan, karena konklusi penalaran induktif tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya berupa suatu probabilitas atau peluang.
    • Syarat Generalisasi:
      • Generalisasi tidak terbatas secara numerik.
      • Generalisasi tidak terbatas ruang dan waktu (spacio-temporal).
      • Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.
    • Analogi Induktif
      • Analogi induktif artinya suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran  gejala khusus lainnya yang memiliki sifat-sifat esensial yang sama.
      • Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal melainkan khusus, walau benar bahwa tidak mungkin kesimpulan yang khusus dalam analogi itu terjadi kalao tidak berpikir bahwa hal itu terjadi dalam keseluruhan.
      • Analogi induktif tidak hanya menunjukkan persamaan di antara dua hal yang berbeda, tetapi juga menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
    • Faktor-faktor yang menyebabkan kesesatan dalam penalaran induktif
      • Faktor tergesah-gesah
      • Faktor ceroboh
      • Faktor prasangka
    • Hubungan sebab akibat antara peristiwa-peristiwa dapat terjadi dalam tiga pola:
      • Pola dari sebab ke akibat
      • Pola dari akibat ke sebab
      • Pola dari akibat ke akibat
  • Logika Deduktif
    • Ciri-ciri penalaran deduktif:
      • Semua pernyataannya adalah preposisi kategoris.
      • Terdiri dari 2 premis dan sebuah kesimpulan.
      • Dua premis dan 1 kesimpulan memuat tiga term yang berbeda dan masing-masing term tampak di dalam dua dari tiga proposisi.
CRITICAL THINKING
  • Pengertian
    • Merasionalisasi kehidupan manusia dan secara hati2 mengamati/ memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu.
  • Karakteristik Pikiran Kritis
    • Rasional, Reasonable, Reflective
    • Melibatkan scepticism yang sehat dan konstruktif
    • Otonomi
    • Kreatif
    • Adil
    • Dapat dipercaya dan dilakukan
  • Ada 5 model berpikir kritis
    • Total Recall
      • Kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana pengetahuan merupakan sesuatu yang dipelajari dan disimpan dalam pikiran.
      • mengingat fakta/ suatu kejadian serta mengingat dimana dan bagaimana menemukannya ketika dibutuhkan.
    • Habits
      • Pendekatan berpikir berulang-ulang dengan sering
      • Sesuatu yang dilakukan tanpa berpikir
    • Inquiry
      • Memeriksa isu secara mendalam dengan menanyakan hal yang terlihat nyata, termasuk menggali dan menanyakan segala sesuatu.
      • Cara berpikir primer yang digunakan u/ menegakkan suatu kesimpulan.
    • New Ideas
      • Model ini membuat seseorang berpikir melebihi buku sumber.
    • Knowing How You Think
      • Berpikir tentang bagaimana seseorang berpikir
      • Metacognition: berada di antara proses mengetahui
    REFERENCES
    • Power Point Dosen

    PICTURES
    • Subjectivism: http://gagooganesyan.com/images/subjectivism1.jpg
    • Objectivism: http://i720.photobucket.com/albums/ww207/camdaddy_2008/Obj_3.jpg
    • Confirmation: http://firstpresmorris.org/wp-content/uploads/2014/03/ConfirmationClip.jpg
    • Inference: http://lairdenglish.files.wordpress.com/2013/01/inference.jpg
    • Construction of Theory: http://www.greenbookblog.org/wp-content/uploads/2013/11/theory.jpg
    • Logic: http://www.logoncafe.net/artists/simple-logic-large.jpg
    • Critical Thinking: http://www.ega.edu/images/cache/49ac05f678da82e810e051bc11e61bc8fee74437.jpg

    Search

    Bookmark Us

    Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter